Mengapa Musibah Datang?
06.15 Unknown 0 Comments Category : artikel , serba serbi , sinau ngaji , sinau urip
Mengapa Musibah Datang? |
Musibah, malapetaka dan bencana ada dalam kuasa-Nya pula. Kehidupan manusia hampir tak pernah sepi dari musibah. Dari yang ringan sampai yang berat. Dari yang sedikit hingga yang banyak. Ada musibah yang bersifat umum dan ada yang bersifat individu.
Segala sesuatu yang di kehendaki Nya pasti selalu ada hikmahnya. Mengapa Musibah Datang?
Sebagai Hukuman Atas Dosa-Dosa dibawah Syirik dan Kekufuran. Sebab datangnya musibah yang menimpa manusia di dunia baik pada diri, keluarga atau harta karena perbuatan dosa dan maksiat yang di kerjakan, juga sebagai hukuman dari Nya. Allah berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Sebagai Hukuman Bagi Orang Yang Menyekutukan dan Kufur Kepada Nya. Allah akan menurunkan musibah kepada orang yang ingkar, kufur dan menyekutukan-Nya, sebagai hukuman dan azab atas perbuatan yang sangat buruk. Kekufuran dan syirik adalah dosa yang paling besar. Orang-orang yang melakukan memang pantas mendapat hukuman dari Nya. Sesuai dengan Firman Nya :
وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
“Dan siksaan itu Tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 83)Membedakan Orang Jujur dan Orang Dusta Pada Imannya. Orang-orang yang mengaku beriman akan Allah uji, sejauh mana kebenaran dan kejujuran pengakuannya sebagai orang yang beriman. Allah berfiman,
الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut: 1- 3)
Setiap orang yang mengatakan, “Aku beriman” akan diuji oleh Nya. Jika bersabar, maka jujur dalam imannya. Namun jika menyimpang dan berpaling dari agamanya tatkala mendapat ujian, maka berarti dusta dalam pengakuannya.
Untuk Meninggikan Derajat Hamba-Hamba Nya. Allah menguji manusia dengan musibah dan nikmat, agar menjadi jelas kesyukuran orang yang beriman dan kesabarannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak Allah menetapkan suatu ketetapan bagi seorang mukmin melainkan menjadi kebaikan baginya. Hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang yang beriman. Jika ia mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya. Begitu pun jika ia ditimpa dengan musibah, maka ia bersabar dan itu pun menjadi kebaikan baginya.” (HR Muslim)
Mengingat Hamba Nya Kepada Akhirat. Musibah adalah sunatullah di dunia. Dunia bukan tempat kenikmatan. Di dunia ini bercampur antara nikmat dan bencana, antara kemudahan dan kesusahan, antara kesenangan dan kesedihan. Jika begitu hakikat dari kehidupan dunia, maka musibah yang datang kepada seorang hamba sejatinya dapat mengingatkannya ke negeri akhirat, tempat cita-cita untuk meraih segala kenikmatan dapat ditambatkan.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ
“
Untuk Membuat Hamba-Hamba Nya Berserah Diri dan Berdoa Kepada Nya. Seorang mukmin, jika mendapat musibah, akan segera mengadu, tunduk, berserah diri dan berdoa kepada Allah. Juga akan memperbanyak ibadah, bersedekah dan shalat karena menyadari bahwa Allah-lah satu-satunya yang berkuasa mengangkat musibah itu dan menolong orang-orang yang kesusahan jika mereka memohon kepadanya.
Untuk itu berpikirlah positif kepada Nya, mengapa diciptakan adanya musibah. Semua kehendak Nya pasti ada hikmah Nya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang berada di jalan Allah dan selalu bersyukur. Aamiin
Semoga bermanfaat.
Baca Juga : Mengapa Kita Hidup?