Apakah Kamu Sudah Benar-Benar Berpuasa?
Apakah Kamu Sudah Benar-Benar Berpuasa? |
Apakah Kamu Sudah Benar-Benar Berpuasa? - Puasa merupakan salah rukun islam ke empat setelah zakat. Puasa merupakan kewajiban kita sebagai hamba Nya untuk menahan lapar dan dahaga serta semua yang membatalkan puasa yang dimulai dari terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 183 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS Al Baqarah:183)
Puasa bukanlah hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja. Puasa yang benar-benar dilaksanakan yakni didorong oleh keinginan untuk mendapatkan kepuasan batin dengan bersikap jujur pada diri sendiri, apabila berbuat tidak jujur maka puasa yang dijalani akan kehilangan makna dari puasa itu sendiri. Hal tersebut dikembalikan kepada diri sendiri, apakah memahami arti puasa itu sendiri.
Juga sikap yang benar-benar dilakukan dalam berpuasa yakni pengendalian diri.
Seseorang dikatakan berpuasa apabila memenuhi dua sikap yakni komitmen dan pengendalian diri. Sehingga terhindar dari segala macam penyakit hati yakni sombong, kikir, dendam dan sebagainya.
Puasa juga ada 3 tingkatan :
1. Puasa perut, tingkatan paling awal adalah puasa yang memenuhi syariat, yakni puasa pada umumnya.
2. Puasa hawa nafsu, puasa sesuai syariat yang diikuti dengan menahan hawa nafsu.
“Apabila engkau berpuasa hendaknya telingamu berpuasa dan juga matamu, lidahmu dan mulutmu, tanganmu dan setiap anggota tubuhmu atau setiap panca inderamu”.
3. Puasa qalbu, tingkatan tertinggi setelah puasa hawa nafsu, puasa yang diikuti dengan menahan dari segala kecenderungan yang rendah dan pikiran yang bersifat duniawi, serta memalingkann diri dari segala sesuatu selain Nya.
Kesadaran dan perilaku serta perbuatan secara sadar dan mengingat Allah (dzikrulllah) inilah kunci dari taqwa kita kepada Nya.
Sayidina Ali bin Abi Thalib ra mengatakan “Puasa Qalbu adalah menahan diri dari segala pikiran dan perasaan yang menyebabkan terjatuh pada dosa”.
“Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu dengan Tuhannya” (HR Bukhari).
Semoga kita semua benar benar mengerti esensial dari puasa kita dan termasuk orang orang yang dirahmati Nya. Amin.
Share artikel ini apabila dirasa bermanfaat untuk yang lainya juga. Semoga Bermanfaat.
0 komentar