Harmony Clean Flat Responsive WordPress Blog Theme

Apa Salah Wanita Karier?

11.55 pencari tuhan 0 Comments Category : , ,

apa-salah-wanita-karir-pencari-tuhan
Apa Salah Wanita Karier?


Kemajuan zaman telah membawa perubahan dalam realitas sosial. Hal ini dapat dibuktikan semakin banyak wanita yang memilih bekerja dibandingkan menjadi ibu rumah tangga. Memakai setelan jas yang serasi dengan celana juga memakai jilbab, modis dan rapi. Tidak lagi menggendong anak dengan memakai daster. Alasan sederhana menjadi wanita karier biasanya untuk menambah penghasilan suami, untuk jajan anak dan belanja kebutuhan serta meringkan beban suami. Apakah menjadi wanita karier merupakan kebebasan yang hakiki untuk perempuan atau justru wanita karier adalah simbol manipulasi dan eksploitasi terselubung terhadap kaum perempuan?

Di zaman Rasullulah  sudah banyak wanita yang dikenal sebagai wanita karier, salah satunya adalah Siti Khadijah yang merupakan istri beliau yang dikenal sebagai seorang pengusaha sukses. Dia adalah wanita karier yang dapat berprestasi di tempat kerja dan mampu menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dengan baik.

Menurut Linda Waters yang merupakan pendiri BacktoBusiness.org berpendapat bahwa perempuan berkeluarga adalah pekerja yang dapat diandalkan. Terdapat peran ganda antara menjadi seorang karyawan, seorang ibu dan istri dirumah yang membuktikan bahwa perempuan mampu mengerjakan lebih banyak pekerjaan ketimbang laki-laki.

Namun terdapat resiko menjadi seorang wanita karier. Seorang perempuan yang berperan ganda sebagai istri, ibu dan wanita karier. Seorang perempuan yang lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja dibandingkan menjadi ibu rumah tangga. Bahkan bukan hanya terabainya keluarga, tetapi juga potensi eksploitasi kaum wanita dilingkungan kerja tersebut. Kini begitu banyak wanita yang perannya di lingkungan kerja tidak lebih dari pemanfaatan kemolekan tubuh, kecantikan wajah serta media penarik pelanggan.

Apakah salah wanita karier? Mungkin pendapat orang berbeda-beda mengenai hal tersebut. Tapi menurut saya wanita karier tidak salah selama masih bertanggung jawab kepada kewajiban sebagai istri untuk suami, mengurus anak, masak dsb dan dapat membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan.

Bagi para perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga dengan alasan khawatir terabaikannya tugas sebagai istri bagi suami serta ibu sebagai anak-anak. Tugas sebagai ibu rumah tangga tak kalah mulia dari usaha mencari nafkah.

Namun terdapat para perempuan lain yang lebih memilih hidup menjadi wanita karier, yakinlah bahwa islam menempatkan perempuan pada derajat yang tak rendah dalam kehidupan. Islam tak melarang perempuan untuk berkarier asalkan profesi yang dipilih tidak menganjurkan pada pelanggaran etika dan sebagai ibu rumah tangga.

Menurut syariat islam terdapat aturan yang harus dipegang wanita yang memilih sebagai wanita karier :

Pertama, Patuhi adab keluarnya wanita dari rumahnya, misalnya perihal berpakaian.

Kedua, Harus izin suami untuk bekerja apakah diperbolehkan atau tidak. Karena suami mempunyai hak terhadap istri untuk tidak memperbolehkan keluar untuk bekerja. Sebab perintah suami hukumnya wajib selama tidak melanggar syariat agama. Bahkan untuk berpuasa sunah atau pergi shalat berjamaah ke masjid pun harus minta izin terlebih dahulu.

Ketiga, Berhati-hatilah apabila bekerja adanya campur baur antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram. Takutnya terdapat cinta lokasi yang menghancurkan rumah tangga yang sedang dibangunnya.

Keempat, Tetap mengerjakan kewajiban sebagai ibu dan istri bagi keluarganya dengan prioritas utama adalah keutuhan keluarga. Prestasi wanita karier harus dinilai dengan penilaian ganda, ditempat kerja berprestasi dalam karier dan di dalam rumah sukses menempatkan diri sebagai istri dan ibu.

Menjadi wanita karier adalah pilihan selama masih bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Dapat memberi porsi yang tepat pada keluarga maupun profesi, masih dapat meluangkan waktu untuk mengurus anak dan suami dan tetap menjaga diri saat berbaur dengan rekan kerja.

RELATED POSTS

0 komentar