Belajar Menjadi Manusia
Belajar Menjadi Manusia |
Menjadi manusia yang sempurna terdengar sederhana, karena kita merasa telah menjadi manusia. Namun, dalam Ilmu Biologi, manusia termasuk satu kingdom (kerajaan) dengan hewan lainnya. Satu kelebihan manusia dibandingkan hewan yakni memiliki akal dan otak yang mampu berpikir jauh lebih banyak hal dibandingkan hewan lainnya. Kelebihan lainnya, manusia memiliki naluri, hati dan pikiran. Dua kelebihan ini yang menjadikan manusia istimewa. Firman Gusti Allah :
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ﴿ە۱۹﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱
Secara tidak langsung, Allah menggambarkan bahwa, manusia adalah makhluk yang berakal harus memiliki hati dan pikiran, selain memiliki naluri kehewanannya. Nurani manusia akan mengarahkan agar selalu mengingat Nya baik ketika berdiri, duduk dan aktivitas lainnya. Di sisi lain, kemampuan untuk selalu memikirkan kejadian langit dan bumi menggambarkan bahwa manusia tersebut menggunakan pikirannya dengan baik.
Sekarang ini, banyak yang dianggap manusia belum menggunakan hati dan pikiran dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebagai contohnya menzalimi orang lain, berlaku tidak sopan, membunuh dan sebagainya. Alquran juga menggambarkan nasib manusia yang kehilangan hati pikiran serta termasuk golongan binatang ternak.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf: 179)
Agar tidak kehilangan hati dan pikiran, Gusti Allah menyediakan kitab sebagai petunjuk umat muslim. Sehingga semua ajaran dan aturan yang ditulis dalam Al quran, sangat sesuai dengan kebutuhan dan kesanggupan manusia. Oleh sebab itu, untuk mengukur derajat kemanusiaan seseorang, dapat dilihat dari seberapa dekat orang tersebut dengan ajaran Al Quran.
Dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki akal yang bertanggungjawab besar atas dunia ini. Banyak yang disebut manusia tetapi tidak menggunakan hati dan pikiran dalam bertindak. Semoga kita termasuk manusia yang menggunakan akal, hati dan pikiran untuk kehidupan ini. Aamiin
Semoga bermanfaat.
0 komentar